Bapak Ilmu Optik

 Abu Ali Muhammad al-Hassan ibn al-Haitham, atau lebih dikenal sebagai Alhazen, adalah salah satu ilmuwan besar dari Zaman Keemasan Islam pada abad ke-10 dan ke-11 Masehi. Beliau lahir di Basrah, Irak, sekitar tahun 965 M, dan meninggal sekitar tahun 1040 M. Alhazen dikenal sebagai tokoh yang memainkan peran krusial dalam perkembangan ilmu optik dan metode ilmiah pada umumnya.

Ia memulai pendidikan di Basrah sebelum akhirnya dilantik menjadi pegawai pemerintahan di kota kelahirannya. Setelah beberapa lama berjuang dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau melanjutkan pengkajian dan berkonsentrasi pada penulisan. 

Kecintaannya kepada ilmu dan pengetahuan telah mengantarnya untuk berhijrah ke Mesir. Selama di sana Alhazen telah mengambil kesempatan melakukan beberapa penelitian mengenai aliran dan saluran Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang saku dalam menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar. Dari sanalah  Alhazen menjadi sosok yang amat mahir dibidang sains, falak, mate­matik, geometri, pengobatan, serta falsafah. 

Ibnu Haitham juga menemukan gravitasi atau gaya tarik bumi jauh sebelum Issaac Newton mengetahuinya. Teori-teori Ibnu Hai­tham mengenai jiwa manusia merupakan salah satu rentetan perasaan yang bersambung  secara teratur telah memberikan ilham kepada saintis barat untuk menghasilkan gambar bergerak. Teori-teorinya telah membawa kepada penemuan film-film bergenre saintifik yang dapat kita tonton sampai saat ini. Bukan hanya sains, Ibnu Haitham pun banyak menulis tentang falsafah, logika, metafisika, dan persoalan yang berhubungan dengan keagamaan.


Baca Juga

Optik : Alhazen dianggap sebagai salah satu bapak ilmu optik modern. Karya terbesarnya, "Kitab al-Manazir" (The Book of Optics), adalah kumpulan riset dan penelitian mendalamnya tentang cahaya, penglihatan, dan pembentukan gambar. Dalam buku al-Manazir ini, Alhazen menjelaskan tentang refleksi, refraksi, pembiasan cahaya, dan pembentukan bayangan, yang menjadi dasar bagi pemahaman ilmuwan tentang optik sampai saat ini.

Metode Ilmiah : Selain optik, Alhazen juga berkontribusi dalam metode ilmiah. Beliau menekankan pentingnya observasi, eksperimen, dan pengujian hipotesis untuk membangun pengetahuan yang akurat. Pendekatannya yang sistematis dan metodis menjadi landasan bagi perkembangan ilmiah selanjutnya di Eropa dan dunia Islam.

Matematika dan Fisika : Alhazen juga memiliki kontribusi signifikan dalam matematika dan fisika. Beliau mempelajari gerak jatuh bebas dan memberikan kontribusi dalam teori persamaan kuadrat.

Alhazen tidak hanya berpengaruh dalam dunia ilmiah saat itu, tetapi warisannya juga berlanjut hingga zaman modern. Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada Abad Pertengahan, memengaruhi pemikiran ilmiah di Eropa. Kontribusinya dalam optik menjadi dasar bagi penemuan lensa dan teleskop modern.

image_title_here
Ibn Sina (980 - 1037 M)

Dengan segala kontribusinya dalam optik, metode ilmiah, matematika, dan fisika, Abu Ali Muhammad al-Hassan ibn al-Haitham tidak hanya dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dari dunia Islam, tetapi juga sebagai tokoh penting dalam sejarah ilmu pengetahuan secara global. Warisannya dalam penelitian ilmiah dan pendekatannya yang sistematis terus menginspirasi para ilmuwan dan peneliti hingga hari ini.

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.